BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia
terikat erat dengan lingkungan hidupnya, begitu pula dengan lingkungan/ekologi
pemerintahan yang merupakan bagian terpenting dari sebuah kehidupan karena
menentukan kualitas maupun kuantitas pemerintah itu sendiri dalam menjalankan
pemerintahan. Maka dibentuk lembaga-lembaga pemerintah yang dewasa ini dapat kita
lihat secara nyata, bahwa lembaga pemerintahan seperti legislatif, eksekutif,
dan yudikatif terpengaruh budaya daerah asal
masing masing. Budaya ini melekat
dalam setiap jiwa para aparatur pemerintah yang secara tidak langsung akhirnya
akan memengaruhi kinerja serta karakter aparatur dalam menjalankan
pemerintahan.
Melalui
makalah ini kami sebagai penulis akan mengkaji mengenai pengaruh budaya terhadap
lingkungan Pemerintahan di Indonesia. Indonesia yang memiliki beranekaragam
budaya tidak dapat dipisahkan dari budaya yang telah melekat dalam masyarakat
sejak dahulu dan hingga saat ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
lingkungan Pemerintahan. Didasarkan pada hal tersebut, kemudian menjadi penting
bagi kita untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut dalam hubungan
antara pemerintahan dan masyarakat yang dipimpinnya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar
belakang diatas, dalam makalah ini kami akan memaparkan hal-hal yang berkaitan
dengan pengaruh budaya terhadap lingkungan Pemerintahan di Indonesia, termasuk
di dalamnya akan dipaparkan mengenai seberapa besar pengaruh tersebut memberi
dampak bagi lingkungan Pemerintahan beserta seluruh isinya.
C.
TUJUAN
Melalui
penulisan makalah ini tujuan yang ingin dicapai cukup sederhana, yaitu agar
pembaca mengetahui secara jelas mengenai pengaruh budaya terhadap lingkungan Pemerintahan di
Indonesia. Dengan
membaca makalah ini diharapkan para pembaca dapat menyerap informasi yang akan
kami paparkan di dalam makalah ini dan menjadi bertambah pengetahuannya
mengenai pengaruh
budaya terhadap lingkungan Pemerintahan di Indonesia beserta seluruh unsur yang
ada didalamnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
B. Pengertian Lingkungan/Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yakni
dari kata oikos (lingkungan) dan logos (ilmu). Secara tipologi, ekologi
dibedakan atas darat, laut, dan udara. Sedangkan secara jenis, ekologi dibagi
atas alami dan buatan. Perbedaan substansif antara ekologi dan lingkungan :
1.
Ekologi
Pemikiran manusia yang semakin luas dan mendalam tentang bagaimana upaya melestarikan danau, mencegah efek insektisida terhadap berbagai spesies binatang, mencegah masuknya pencemaran terhadap sumber air minum (sumur), mencegah pengaruh perubahan iklim terhadap habitat, dsb.
Pemikiran manusia yang semakin luas dan mendalam tentang bagaimana upaya melestarikan danau, mencegah efek insektisida terhadap berbagai spesies binatang, mencegah masuknya pencemaran terhadap sumber air minum (sumur), mencegah pengaruh perubahan iklim terhadap habitat, dsb.
2.
Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana mahluk hidup tinggal, dimana segala sesuatu yang ada di sekitar manusia memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Lingkungan merupakan tempat dimana mahluk hidup tinggal, dimana segala sesuatu yang ada di sekitar manusia memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
C.
Pengertian
Pemerintahan
Pemerintahan
sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan,
melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan
masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan. Pemerintahan
merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga
yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat dan negara.
Pemerintahan
dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi
kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan
negara. Sedangkan Pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan
badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif. (C.F. Strong).
Pemerintahan
dalam suatu Negara menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan
Negara sendiri, karena Pemerintahan adalah lembaga atau badan publik yang
mempunyai fungsi dan tujuan Negara,
Pemerintah
adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum
serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem
pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia.
Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran (Commonwealth).
Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki
Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak.
D. Lingkungan
Fisik Pemerintahan
Lingkungan
fisik pemerintahan dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, antara lain :
1.
Lingkungan Geografis
Lingkungan
geografis dapat memberi pengaruh terhadap kehidupan fisik dan kehidupan
kejiwaan manusia karena didalamnya selalu terdapat adapatasi, misalnya
penyesuaian bentuk tubuh, cara hidup dan bentuk bermukim serta berkelompok,
penyebaran dan penyesuaian budaya serta seni, cara berpikir dan mempertahankan
diri, dll. Pengaruh lingkungan geografis terhadap kehidupan Negara dapat dibagi
menjadi tujuh aspek, yaitu :
a.
Letak Negara dalam rotasi bola dunia
b.
Bentuk daratan
c.
Bentuk air
d.
Kesuburan tanah dan mineral
e.
Iklim
f.
Bentuk – bentuk fisik pebatasan Negara
g.
Ukuran wilayah negara
2.
Sumber daya dan kekayaan alam
Sejak
awal kehidupan manusia selalu berhubungan dengan sumber daya alam. Hubungan ini
berjalan secara terus menerus dalam proses yang saling memengaruhi dengan
melakukan berbagai adaptasi.
a.
Sumber daya alam adalah berbagai potensi yang terdapat
di dalam lingkungan alam yang dapat diubah menjadi bahan atau energi untuk
kepentingan hidup manusia.
b.
Kekayaan alam pada dasarnya juga termasuk dalam SDA,
namun secara spesifikasi berarti berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan berbagai
material kandungan bumi ( cair maupun padat) yang dapat bermanfaat kepada
manusia dan bangsa yang memilikinya.
3.
Penduduk
a.
Penduduk sebagai lingkungan fisik harus melakukan
adaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
b.
Penduduk sebagai faktor ekonomi, manusia disebut
sebagai factor produksi.
E.
Lingkungan
Sosial Pemerintahan
Lingkungan sosial pemerintahan terdiri dari
semua aspek kehidupan manusia sebagai homo sosial, sebagai homo politicon, homo economic
dan homo sapiens di dalam kehidupan
bernegara. Semua aspek kehidupan tersebut bukan merupakan unsur yang berdiri
sendiri yang lepas dari unsur-unsur lain. Perubahan terhadap unsur yang satu
akan berpengaruh terhadap unsur-unsur yang lain.
Sosial budaya sebagai bagian dari unsur
lingkungan sosial pemerintahan dapat dibagi atas kebudayaan yang sifatnya
nonmaterial dan yang sifatnya material. Kebudayaan yang sifatnya nonmaterial
antara lain bahasa, nilai, norma, pengetahuan, pengertian-pengertian dasar yang
dihayati oleh masyarakat, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan yang sifatnya
material atau fisik ialah benda yang dihasilkan masyarakat dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan, misal: benda yang dihasilkan masyarakat dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan, misalnya jalan raya, rumah, irigasi,
mainan, dan lain-lain.
Sosial politik mengandung pengertian yang
luas dan sangat fleksibel, sehingga belum ada definisi yang dapat diterima
semua pihak. Oleh karena itu yang penting bukan definisinya tetapi pengertian
tentang kekuasaan negara, bagaimana terbentuknya kekuasaan negara itu, bagaimana
sistem yang baik, bagaimana pembangunan kekuasaan dalam kelembagaan, bagaimana
sistem yang baik, bagaimana pembagian kekuasaan dalam kelembagaan, bagaimana
administrasinya, apa tujuan dan untuk kepentingan siapa, bagaimana negara itu
menentukan kebijaksanaan dan tugas nasional, bagaimana hubungan warga dengan
kepala negara, bagaimana negara mengatur hubungan kekuasaan pemerintah dengan
perseorangan, kelompok dan parpol, bagaimana negara membela warga dan
kepentingan negara dari gangguan yang datang dari dalam dan dari luar,
bagaimana negara mengusahakan kemakmuran dan kesejahteraan warganya dan
lain-lain.
Keamanan sosial mencakup dimensi sangat luas
yang tidak terpisahkan dari masalah ketertiban dan pertahanan. Keamanan sosial
meliputi pengertian perseorangan, kelompok, masyarakat dan semua aspeknya. Gangguan
terhadap keamanan sosial dapat bersifat material dan immaterial, dapat datang
dari dalam maupun dari luar. Dalam perkembangan dewasa ini keamanan sosial
dapat dibedakan antara pertahanan keamanan yang berupa gangguan terhadap
kepentingan nasional yang timbul dari dalam maupun dari luar dengan ketertiban
sosial menyangkut gangguan terhadap kepentingan warga baik secara individual
maupun secara kelompok.
Lingkungan
sosial pemerintahan terdiri atas :
1.
Ideologi
Ideologi merupakan salah satu hal yang digolongkan ke dalam lingkungan sosial pemerintahan. Ideologi dalam suatu Negara tentu memberi pengaruh yang sangat besar terhadap corak kehidupan pemerintahan suatu Negara. Sebagai contoh sistem pemerintahan di Indonesia yang sangat mendapat pengaruh dari ideologi Pancasila yang dianut dan diterapkan didalamnya. Dengan Pancasila yang menjadi ideologi yang dianut dan berlaku diseluruh wilayah Indonesia, maka seluruh aktivitas pemerintahan yang berlaku pun bertumpu pada Pancasila yang menjadi dasar Negara. Sejumlah kebijakan dan pelaksanaannya pun tidak boleh bertentangan dengan nilai – nilai yang diakui dan dijunjung tinggi didalamnya. Tentu corak pemerintahan yang berlaku di Indonesia yang berlandaskan ideologi Pancasila berbeda dengan corak pemerintahan yang berlaku di Amerika yang menganut sistem Liberal, serta di China yang lebih ke Sosialis – Komunis.
Ideologi merupakan salah satu hal yang digolongkan ke dalam lingkungan sosial pemerintahan. Ideologi dalam suatu Negara tentu memberi pengaruh yang sangat besar terhadap corak kehidupan pemerintahan suatu Negara. Sebagai contoh sistem pemerintahan di Indonesia yang sangat mendapat pengaruh dari ideologi Pancasila yang dianut dan diterapkan didalamnya. Dengan Pancasila yang menjadi ideologi yang dianut dan berlaku diseluruh wilayah Indonesia, maka seluruh aktivitas pemerintahan yang berlaku pun bertumpu pada Pancasila yang menjadi dasar Negara. Sejumlah kebijakan dan pelaksanaannya pun tidak boleh bertentangan dengan nilai – nilai yang diakui dan dijunjung tinggi didalamnya. Tentu corak pemerintahan yang berlaku di Indonesia yang berlandaskan ideologi Pancasila berbeda dengan corak pemerintahan yang berlaku di Amerika yang menganut sistem Liberal, serta di China yang lebih ke Sosialis – Komunis.
2.
Politik
Pemerintahan dan politik adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, sehingga pembedaannya terkadang sulit dilakukan. Demikian pula dalam hal ini, dapat dipastikan bahwa system politik yang dianut oleh suatu Negara tentu sangat mempengaruh aktivitas lingkungan pemerintahan didalamnya. Kita lihat saja sistem perpolitikan di Indonesia yang menganut sistem kepartaian dengan multipartai. Kehadiran partai – partai yang semakin menjamur saat ini tentu mengambil pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan pemerintahan yang ada. Kebijakan yang dikeluarkan kemudian selalu lahir dari pertarungan pertentangan kepentingan antar parpol yang ada,. Sehingga parpol yang kemudian “menang” dalam pertarungan tersebut dapat mengambil pengaruh yang paling besar dalam pengeluaran kebijakan dan mendapat kesempatan yang sebesar - besarnya untuk mengakomodasi kepentingan parpol yang memboncenginya.
Pemerintahan dan politik adalah dua hal yang sangat erat kaitannya, sehingga pembedaannya terkadang sulit dilakukan. Demikian pula dalam hal ini, dapat dipastikan bahwa system politik yang dianut oleh suatu Negara tentu sangat mempengaruh aktivitas lingkungan pemerintahan didalamnya. Kita lihat saja sistem perpolitikan di Indonesia yang menganut sistem kepartaian dengan multipartai. Kehadiran partai – partai yang semakin menjamur saat ini tentu mengambil pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan pemerintahan yang ada. Kebijakan yang dikeluarkan kemudian selalu lahir dari pertarungan pertentangan kepentingan antar parpol yang ada,. Sehingga parpol yang kemudian “menang” dalam pertarungan tersebut dapat mengambil pengaruh yang paling besar dalam pengeluaran kebijakan dan mendapat kesempatan yang sebesar - besarnya untuk mengakomodasi kepentingan parpol yang memboncenginya.
3.
Sosial Budaya
Social
budaya juga termasuk dalam lingkungan sosial pemerintahan yang paling besar
memberikan impact bagi kehidupan
pemerintahan. Kondisi budaya suatu Negara kemudian akan sangat nampak dari
corak pemerintahannya. Misalnya saja di Indonesia, dengan social budaya yang
multikulural akibat dari kondisi geografis yang terpisah – pisah berbentuk
kepulauan sangat berpengaruh pada bentuk Negaranya, yakni Negara kesatuan.
Kemudian dengan masyarakat yang plural mengenai agama, semuanya sangat
berpengaruh pada iklim pemerintahannya yang menjunjung tinggi sikap toleransi
yang kemudian memunculkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Lebih jauh lagi
pengaruh kemajemukan budaya tersebut dalam kehidupan pemerintahan kita, yaitu
dengan penerapan system pemerintahan daerah yang otonom, dengan harapan masing
- masing daerah dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Dengan
penerapan asas desentralisasi tersebut, diharapkan seluruh daerah memiliki daya
saing tinggi yang sifatnya sehat untuk terus menggali potensinya agar lebih
maju, namun tetap dalam kerangka NKRI.
4.
Ekonomi
Sisi ekonomi dan sisi ekologi pemerintahan, merupakan dua ujung tali yang saling tarik menarik antarbagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Kadangkala pemfokusan perhatian pada kebijakan pemerintah mengenai peningkatan taraf ekonomi suatu Negara menyebabkan kehidupan ekologisnya terlupakan. Padahal hal yang mungkin tidak diingat bahwa betapapun kemajuan suatu Negara dalam bidang ekonominya, tentu tidak ada nilainya jika sisi ekologinya rusak akibat eksploitasi besar – besaran dilakukan.
Sisi ekonomi dan sisi ekologi pemerintahan, merupakan dua ujung tali yang saling tarik menarik antarbagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Kadangkala pemfokusan perhatian pada kebijakan pemerintah mengenai peningkatan taraf ekonomi suatu Negara menyebabkan kehidupan ekologisnya terlupakan. Padahal hal yang mungkin tidak diingat bahwa betapapun kemajuan suatu Negara dalam bidang ekonominya, tentu tidak ada nilainya jika sisi ekologinya rusak akibat eksploitasi besar – besaran dilakukan.
5.
Hankam (Pertahanan dan Keamanan)
Bidang
hankam merupakan bidang yang tidak bisa dipungkiri memiliki pengaruh yang cukup
besar bagi iklim pemerintahan Indonesia. Salah satu syarat suatu Negara dapat
dikatakan Negara apabila memiliki wilayah. Hal ini kemudian tentu menjadi
perhatian oleh pemerintah untuk memperkuat pertahanan keamanan untuk menjaga
kedulatan negaranya. Apabila kita tarik konsep ideal tersebut pada kondisi
Indonesia kekinian, maka dapat kita lihat kesenjangan – kesenjangan bidang
hankam Indonesia. Dengan kondisi ekologis yang terpisah pulau antar pulau oleh
perairan, maka seharusnya kebijakan pemerintahan terkait hankam tersebut lebih
mendapat perhatian lagi. Sementara pada saat ini, masalah klaim mengklaim
wilayah masih saja terjadi sebagai cerminan masih sangat kurangnya perhatian
pemerintah terkait masalah tersebut.
F.
Pengaruh
Budaya dalam Kehidupan Masyarakat
Budaya
merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai
peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam
masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat
tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan
oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideologi yang mereka anut.
Tentu
saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya
berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat
ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di
negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis,
seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah
menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi
multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan sosial. Memang banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai
salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial, budaya mempunyai peranan besar
dalam memicu konflik.
Setiap
kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja
berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu
masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun
masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur
dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya. Kebudayaan setiap
bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil
yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Kebudayaan,
selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat
kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun
kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat
kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
1.
Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2.
Kebudayaan
telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.
Kebudayaan
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4.
Kebudayaan
mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan
tindakan-tindakan yang diizinkan.
G.
Pengaruh
Budaya Dalam Lingkungan Pemerintahan
Pada
hakikatnya, kebudayaan yang hidup dan melekat pada jiwa suatu bangsa, sudah
layak dan sepantasnya menjadi sebuah kebanggan yang dirasakan dan dimiliki
bersama oleh seluruh insan yang bernaung di dalam bangsa itu sendiri. Budaya
hadir sebagai sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan bersama serta sebagai
sesuatu yang mepersatukan.
Budaya merupakan nilai-nilai kehidupan yang tumbuh dan
berkembang di suatu masyarakat. Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya serta menjadi landasan bagi
tingkah lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian
aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana dan strategi-strategi yang
terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dimiliki oleh manusia dan
digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana
terwujud dalam tingkah lakunya.
Pengaruh
budaya sangat alami dan otomatis, sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja. Ketika kita ditanya mengapa kita melakukan sesuatu, maka
kita akan menjawab secara spontanitas, “ya karena memang sudah seharusnya
begitu”. Jawaban ini berupa jawaban otomatis yang menunjukkan atas pengaruh
budaya dalam perilaku sehari-hari. Ketika kita berhadapan dengan masyarakat
yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan kita, barulah
menyadari bagaimana budaya tersebut telah membentuk perilaku. Kemudian akan
muncul apresiasi terhadap budaya sendiri di saat berhadapan dengan budaya yang
berbeda.
Davis (1992:46) berpendapat bahwa orang-orang
belajar bergantung pada budaya. Budaya memberikan stabilitas dan jaminan bagi
mereka, karena dapat memahami hal-hal yang sedang terjadi dalam masyarakat dan
mengetahui caa menggapainya.
Kemudian kaitan dan pengaruhnya terhadap
pemerintahan adalah ternyata budaya dapat memudahkan aparatur pemerintahan
dalam memahami masyarakat yang dipimpinnya. Dengan memahami masyarakat melalui
sudut pandang kebudayaannya, maka dapat ditemukan cara-cara atau
strategi-strategi yang efektif dan efisien dalam upaya pengelolaan masyarakat
untuk membangun hubungan baik antara masyarakat dan pemerintahan yang memiliki
tanggung jawab tertentu terhadap masyarakat yang dipimpinnya.
Bab
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Pemerintahan
sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan,
melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan
masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan. Pemerintahan
merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga
yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat di suatu negara.
Indonesia
yang pluralistik dan multikultural menyebabkan budaya tidak dapat terlepas dari
kehidupan masyarakat. Budaya telah tertanam kuat di dalam masyarakat sejak
dahulu hingga sekarang. Budaya yang sudah melekat erat ini merupakan kekayaan
Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa budaya memiliki pengaruh terhadap Pemerintahan yang ada
di Indonesia. Sebagai contoh, dasar negara Indonesia, Pancasila dan konstitusi
negara Indonesia, Undang Undang Dasar 1945 dibuat dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Setiap butir
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 tidak terlepas dari nilai-nilai yang
selama ini tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Maka
tidaklah berlebihan saat timbul anggapan bahwa budaya dan jiwa bangsa Indonesia
adalah satu dan saling terkait.
Dengan
keangekaragaman budaya yang rawan konflik dan disintegrasi ini, pemerintahan
beserta seluruh komponen yang ada di dalamnya memegang peran penting sebagai
stabilisator dan sebagai penguasa yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan
masyarakat yang dipimpinnya. Pemerintahan dituntut untuk menciptakan stabilitas
di segala bidang, termasuk menciptakan ketertiban di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang pluralistik dan sangat berbeda setiap individunya.
Oleh
sebab itu kemudian budaya dipahami sebagai jalan untuk menyatukan segala
perbedaan yang kita pahami sebagai “Bhinneka Tunggal Ika”. Walaupun
berbeda-beda budaya, namun Indonesia adalah satu. Ada pemerintahan yang siap
menciptakan keharmonisan dan ketertiban. Dengan memahami segala budaya yang ada
di Indonesia, maka pemerintahan akan mampu berdiri kokoh, karena masyarakat
hanya butuh dimengerti oleh pemerintah. Masyarakat dapat diatur dengan mudah
jika pemerintah mengerti bagaimana cara memperlakukan masyarakat dengan
mempertimbangkan budaya dan nilai-nilai sosial yang dimilikinya. Disinilah
budaya menekankan pengaruhnya terhadap pemerintahan yang ada di Indonesia,
budaya yang sangat beragam dan tertanam erat sebagai jiwa dan kepribadian
bangsa yang harus dilestarikan.
B.
Saran
Kami sebagai penulis dengan penulisan
makalah ini ingin memberikan sedikit saran bahwa pengaruh budaya
terhadap pemerintahan di Indonesia harus dipandang sebagai keunikan dan
kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh negara lain. Oleh karena itu, selain
menggunakan budaya sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang ada
dalam masyarakat, Pemerintah juga harus benar-benar serius terhadap pelestarian
budaya. Jangan sampai budaya beragam yang kita miliki diambil dan diklaim oleh
negara lain. Karena budaya adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang
sudah melekat erat dan tidak boleh jatuh ke tangan bangsa lain. Jadi selain
mempelajari dan memahami masyarakat melalui budaya, pemerintah juga harus
memastikan budaya-budaya tersebut tetap lestari dan akan terus eksis hingga ke
masa-masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Baidhawy, Zakiyuddin. 2005. Pendidikan
Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Budiardjo, Miriam. (2009) Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat.
1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pengembangan. Jakarta: P.T. Gramedia
Lubis, Ridwan. 2005. Meretas
Wawasan dan Praksis Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Departemen Agama
RI.
Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cetakan kedelapan.
Soekanto, Soerjono. 1993. Beberapa
Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Cetakan kedua.
http://geologi09.wordpress.com/2011/06/25/ekologi-pemerintahan/
diakses pada 2 januari 2013, pukul 21:00
WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
diakses pada 2 Januari 2013, pukul 21. 10
http://carapedia.com/pengertian_definisi_budaya_menurut_para_ahli_info481.html
diakses pada 2 Januari 2013, pukul 21.20
http://ilmuanakkampus.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar